Malang, (26/10/2018) Eksistensi organisasi
daerah bagi mahasiswa merupakan bentuk kesadaran akan pentingnya merawat
kebersamaan dan kekeluargaan yang disatukan atas kesamaan daerah. Kesadaran
individu bagi mahasiswa menjadi nilai mutlak agar terwujudnya persatuan dalam
membangun organisasi daerah, tempat dimana mahasiswa menempuh pendidikan
tinggi. Salah satu bentuk pengenalan budaya oleh masing-masing organisasi
daerah dilaksanakan oleh BEM UM dalam program kerjanya yaitu Festival Nusantara
pada 24-25 Oktober 2018 yang bertajuk “Harmoni Budaya, Nuansa Daerah”.
Antusiasme penonton dan keikutsertaan beberapa organisasi daerah dalam
pelaksanaan acara tersebut, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Organisasi-organisasi
daerah yang tergabung dalam Forum Orda Bersama merupakan forum bagi orda-orda
dari seluruh Indonesia yang dinaungi oleh BEM UM. Terdapat 18 organisasi daerah
yang mendaftarkan diri dalam pelaksanaan Festival Nusantara, dibanding dengan
tahun sebelumnya hanya 8 organisasi daerah yang ikut serta. Jenis-jenis lomba
yang diadakan dalam festival tersebut meliputi, bazar budaya, parade budaya, putra putri budaya, LENSA (Lentera
Nusantara), video icon budaya, gebyar nusantara dan aransemen lagu. Dari
beberapa jenis lomba tersebut akan dinilai juri dan diakumulasi point tiap
lomba bagi organisasi daerah untuk penentuan juara umum.
Hal yang unik hadir
dari FKMS UM (Forum Komunikasi Mahasiwa Sumenep) sebagai satu-satunya
perwakilan organisasi daerah yang berasal dari pulau Madura. Konsep yang
digagas sangat sederhana bagi perwakilan orda dari Madura ini, karena juga
melihat modalitas baik berupa materil maupun
keanggotaan. Ciri yang ditonjolkan adalah kehidupan santri dengan corak
paduan warna dan kesederhaan kostum saat parade festival. Hal tersebut juga
untuk memperingati hari santri nasional pada 22 Oktober. Keikutsertaan ini
merupakan upaya eksistensi budaya Madura dan corak kehidupannya yang agamis
untuk diperkenalkan pada momen Festival Nusantara yang menghadirkan beragam
organisasi daerah dari seluruh Indonesia untuk memperkenalkan budaya
masing-masing, sebagai bentuk pelestarian budaya lokal. Terdapat juga
penampilan tari “Muang Sangkal” yang merepresentasikan budaya Sumenep.
Meskipun pada akhir acara yang
berlangsung selama dua hari tersebut, FKMS UM belum meraih beberapa kontes
perlombaan, namun dengan keikutsertaan dan upaya untuk menghadirkan budaya
Madura khususnya Sumenep telah menjadi terobosan baik untuk FKMS UM untuk
memperkenalkan budaya lokal di lingkup kampus yang notabene sebagai
implementasi miniatur negara. Inisiatif FKMS UM untuk ikut serta dalam perayaan
Festival Nusantara yang diselenggarakan oleh BEM UM ini, sebelumnya banyak
pertimbangan dari internal organisasi karena faktor materiil dan SDM juga,
tetapi karena dorongan untuk tetap optimis, terutama dari anggota baru yaitu
maba angkatan 2018, sehingga kami optimis ikut serta untuk pertama kalinya,
ungkap Bagas (Ketum FKMS 2018-2019).